Geometri (Greek; geo= bumi, metria=
ukuran) adalah sebagian dari ilmu matematika yang mengambil persoalan mengenai
ukuran, bentuk, dan kedudukan serta sifat ruang. Geometri adalah salah satu
dari ilmu yang tertua. Awal mulanya sebuah badan pengetahuan praktikal yang
mengambil berat dengan jarak, luas dan volume, tetapi pada abad ke-3 geometri
mengalami kemajuan yaitu tentang bentuk aksiometik oleh Euclid, yang hasilnya
berpengaruh untuk beberapa abad berikutnya.
Geometri merupakan salah satu cabang dalam ilmu
matematika. Ilmu Geometri secara harfiah berarti pengukuran tentang bumi, yakni
ilmu yang mempelajari hubungan di dalam ruang. Sejatinya, ilmu geometri sudah
dipelajari sejak masa peradaban Mesir Kuno, masyarakat Lembah Sungai Indus dan
Babilonia. Peradaban-peradaban kuno ini diketahui memiliki keahlian dalam
drainase rawa, irigasi, pengendalian banjir dan pendirian bangunan-bangunan
besar. Kebanyakan geometri Mesir kuno dan Babilonia terbatas hanya pada perhitungan
panjang segmen-segmen garis, luas, dan volume.
Di era kekhalifahan Islam, para saintis Muslim pun turut mengembangkan
geometri. Bahkan, pada era abad pertengahan, geometri dikuasai para
matematikus Muslim. Tak heran jika peradaban Islam turut memberi
kontribusi penting bagi pengembangan cabang ilmu matematika modern itu.
Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak. Para peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa di abad ke-15 M, para cendekiawan Muslim telah menggunakan pola geometris mirip kristal. Padahal, pakar matematika modern saja baru menemukan pla desain geometri itu pada abad ke-20 M.
Pencapaian peradaban Islam di era keemasan dalam bidang geometri sungguh sangat menakjubkan. Betapa tidak. Para peneliti di Amerika Serikat (AS) menemukan fakta bahwa di abad ke-15 M, para cendekiawan Muslim telah menggunakan pola geometris mirip kristal. Padahal, pakar matematika modern saja baru menemukan pla desain geometri itu pada abad ke-20 M.
Lantas
bagaimana matematikus Islam mengembangkan geometri? Pada abad ke-9 M,
matematikus Muslim bernama Khawarizmi telah mengembangkan geometri.
Awalnya, ilmu geometri dipelajari sang matematikus terkemuka dari buku
berjudul The Elements karya Euklid. Ia pun kemudian mengembangkan
geometri dan menemukan beragam hal yang baru dalam studi tentang
hubungan di dalam ruang.
Al-Khawarizmi menciptakan istilah
secans dan tangens dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi. Dia
juga menemukan Sistem Nomor yang sangat penting bagi sistem nomor
modern. Dalam Sistem Nomor itu, al-Khawarizmi memuat istilah Cosinus,
Sinus dan Tangen untuk menyelesaikan persamaan trigonometri, teorema
segitiga sama kaki, perhitungan luas segitiga, segi empat maupun
perhitungan luas lingkaran dalam geometri.
Penelitian
al-Khawarizmi dianggap sebagai sebuah revolusi besar dalam dunia
matematika. Dia menghubungkan konsep-konsep geometri dari matematika
Yunani kuno ke dalam konsep baru. Penelitian-penelitian al-Khawarizmi
menghasilkan sebuah teori gabungan yang memungkinkan bilangan
rasional/irasional, besaran-besaran geometri diperlakukan sebagai
objek-objek aljabar.
Penelitian al-Khawarizmi memungkinkan
dilakukannya aplikasi sistematis dari aljabar. Sebagai contoh, aplikasi
aritmetika ke aljabar dan sebaliknya, aljabar terhadap trigonometri dan
sebaliknya, aljabar terhadap teori bilangan, aljabar terhadap geometri
dan sebaliknya. Penelitian-penelitian ini mendasari terciptanya aljabar
polinom, analisis kombinatorik, analisis numerik, solusi numerik dari
persamaan, teori bilangan, dan konstruksi geometri dari persamaan.
Geometri Analitik merupakan kombinasi antara
aljabar dan geometri. Dengan membuat korespondensi antara persamaan matematika
secara aljabar dengan tempat kedudukan secara geometrik diperoleh suatu metoda
pemecahan masalah geometri yang lebih sistematik dan lebih tegas. Masalah-masalah
geometri akan diselesaikan secara aljabar (atau secara analitik). Sebaliknya
gambar geometri sering memberikan pemahaman yang lebih jelas pada pengertian
hasil secara aljabar. Dalam hal ini juga memungkinkan menyelesaikan masalah
aljabar secara geometri, tetapi model bentuk geometri jauh lebih penting
daripada sekedar penyelesaian, khususnya jika bilangan dikaitkan dengan konsep
pokok geometri.
Sebagai contoh, panjang suatu segmen garis atau sudut
antara dua garis. Jika garis dan titik secara geometrik diketahui, maka
bilangan yang menyatakan panjang ataubesar sudut antara
dua garis pada hakekatnya hanyalah nilai pendekatan dari suatu
pengukuran. Tetapi metoda aljabar memandang bilangan itu sebagai perhitungan
yangeksak (bukan pendekatan).
Geometri Analitik (Analytic Geometry) adalah penyederhanaan dari
permasalahan dalam pelajaran geometri yang diselesaikan dengan bantuan al
jabar. Disini banyak di bicarakan masalah-masalah geometri secara
sederhana, sehingga mempermudah kita untuk mempelajarinya. Dengan memakai
geometri analitik pula kita membahas berbagai kemungkinan dari penafsiran
geometri, dengan mempergunakan persamaan-persamaan al jabar.
Rene Descartes seorang ahli matematika yang hidup di tahun
1596 sampai dengan tahun 1650, adalah orang yang pertama kali membuat
pendahuluan teori al jabar dalam pelajaran geometri.Beliau memperkenalkan
metoda barunya secara terus menerus, sehingga lahirlah buku yang berjudul “La
Geometrie” yang ditulis pada tahun 1637. Geometri analitik ini kadang-kadang
disebut juga geometri cartesian, hal ini untuk mengingatkan kita dan sekaligus
sebagai penghormatan kepada beliau sebagai orang pertama yang memperkenalkan
konsep geometri analitik.
Geometri
analitik pada dasarnya terbagi menjadi
dua bagian besar, yaitu Geometri Analitik Bidang dan Geometri Analitik Ruang.
Kedua bagian ini satu sama lainnya saling berhubungan erat tidak bisa
dipisah-pisahkan.
Matematikawan Rene Descartes, yang lahir di sebuah Desa La Haye Prancis 1596, adalah orang yang memiliki ketertarikan pada bidang geometri analitik. Terobosan baru pada penemuan karya matematika dalam bidang analitik geometri yang dipelopori oleh Descartes. Pemikiran Descartes mengenai geometri analitik dituangkan dalam tulisanya yang berjudul La Géométrie” .Karyanya yaitu koordinat kartesius.
Uraian geometri pada bagian pertama dari karya ini diuraikan mengenai aljabar geometri sebagai pengembangan dari aljabar geometri gerik purbakala.Saat Beliau mempelajari bentuk-bentuk dengan menggunakan sumbu-sumbu.Descartes menemukan hasil mengejutkan, diketahui bahwa semua bentuk mempunyai kategori persamaan umum, seperti halnya garis lurus. Menentukan suatu titik memenuhi relasi x dan y. Pada suatu sumbu dilukiskan x, mengapit sudut tertentu dengan sumbu yang dilukiskan y, maka terbentuk (x,y).Untuk menangani garis-garis dan bentuk-bentuk ruang diperlukan sebuah grafik untuk menggambarkannya. Grafik dibuat dengan menyilangkan garis horizontal - diberi nama sumbu x, dengan garis vertikal ( – )diberi nama sumbu y, dimana persilangan itu terjadi pada titik nol [0]. Pada sumbu x sisi kanan adalah positif sedang sisi kiri negatif. Begitu pula, bagi sumbu y di sisi atas adalah positif dan sedang di sisi bawah negatif.
Matematikawan Rene Descartes, yang lahir di sebuah Desa La Haye Prancis 1596, adalah orang yang memiliki ketertarikan pada bidang geometri analitik. Terobosan baru pada penemuan karya matematika dalam bidang analitik geometri yang dipelopori oleh Descartes. Pemikiran Descartes mengenai geometri analitik dituangkan dalam tulisanya yang berjudul La Géométrie” .Karyanya yaitu koordinat kartesius.
Uraian geometri pada bagian pertama dari karya ini diuraikan mengenai aljabar geometri sebagai pengembangan dari aljabar geometri gerik purbakala.Saat Beliau mempelajari bentuk-bentuk dengan menggunakan sumbu-sumbu.Descartes menemukan hasil mengejutkan, diketahui bahwa semua bentuk mempunyai kategori persamaan umum, seperti halnya garis lurus. Menentukan suatu titik memenuhi relasi x dan y. Pada suatu sumbu dilukiskan x, mengapit sudut tertentu dengan sumbu yang dilukiskan y, maka terbentuk (x,y).Untuk menangani garis-garis dan bentuk-bentuk ruang diperlukan sebuah grafik untuk menggambarkannya. Grafik dibuat dengan menyilangkan garis horizontal - diberi nama sumbu x, dengan garis vertikal ( – )diberi nama sumbu y, dimana persilangan itu terjadi pada titik nol [0]. Pada sumbu x sisi kanan adalah positif sedang sisi kiri negatif. Begitu pula, bagi sumbu y di sisi atas adalah positif dan sedang di sisi bawah negatif.
Sekian penjabaran sejarah geometri analitik dari beberapa ahli sains, semoga bermanfaat dan semakin menambah pengetahuan kita tentang sejarah yang berkaitan dengan ilmu Matematika :). Terimakasih dan selamat belajar :)
👉rahmarozazarkasih17.blogspot.co.id
👉geometrianalitika1c015030.blogspot.co.id/2017/03/sejarah-geometri-analitik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar